1.
Data Publikasi
Hanya Semenit, Baterai ini Terisi Penuh
Penulis: Oik Yusuf | Rabu,
8 April 2015 | 07.40 WIB
Stanford University/ Nature
Skema baterai aluminium ion bikinan tim peneliti Universitas
Stanford
KOMPAS.com - Baterai tipe litihium-ion yang harus
diisi selama berjam-jam dan rawan meledak mungkin akan segera menjadi bagian
dari masa lalu.
Ini karena sekelompok peneliti dari Universitas Standford, AS, telah menciptakan baterai yang tak hanya lebih aman, namun bisa diisi dalam waktu cuma semenit.
Seperti dirangkum KompasTekno dari Daily Mail, Selasa (8/3/2015), baterai yang dimaksud dibuat menggunakan teknologi aluminium ion, di mana anoda dari aluminium digabungkan dengan katoda berbahan grafit dan cairan elektrolit dalam kemasan yang fleksibel.
“Baterai kami tidak akan terbakar, bahkan bila Anda melubanginya dengan sengaja sekalipun,” kata ketua tim peneliti sekaligus profesor kimia di Stanford, Hongjie Dai.
Anggota tim peneliti Ming Gong mengatakan bahwa elektrolit yang digunakan adalah “garam yang berbentuk cair di suhu ruangan” sehingga benar-benar aman.
Dia juga menambahkan bahwa baterai buatan tim peneliti Stanford itu sanggup bertahan selama 7.500 kali siklus pengisian atau 7,5 kali lebih lama dibandingkan baterai lithium ion.
“Kelebihan lain dari baterai aluminium ini adalah fleksibilitas. Anda bisa melipat atau membengkokkannya sehingga membuka kemungkinan untuk dipakai di perangkat elektronik fleksibel. Aluminium juga lebih murah dibandingkan lithium,” lanjut Gong.
Kendati memiliki sejumlah kelebihan dibanding baterai llithium ion konvensional, baterai aluminium ion bikinan tim peneliti Stanford masih harus dikembangkan lebih jauh karena saat ini baru sanggup menghasilkan voltase setengah dari voltase lithium ion.
“Kecuali itu, baterai kami punya semua hal yang bisa diimpikan dari sebuah baterai: elektroda yang murah, keamanan tinggi, pengisian cepat, fleksibel, dan masa hidup lama,” ujar profesor Dai.
Ini karena sekelompok peneliti dari Universitas Standford, AS, telah menciptakan baterai yang tak hanya lebih aman, namun bisa diisi dalam waktu cuma semenit.
Seperti dirangkum KompasTekno dari Daily Mail, Selasa (8/3/2015), baterai yang dimaksud dibuat menggunakan teknologi aluminium ion, di mana anoda dari aluminium digabungkan dengan katoda berbahan grafit dan cairan elektrolit dalam kemasan yang fleksibel.
“Baterai kami tidak akan terbakar, bahkan bila Anda melubanginya dengan sengaja sekalipun,” kata ketua tim peneliti sekaligus profesor kimia di Stanford, Hongjie Dai.
Anggota tim peneliti Ming Gong mengatakan bahwa elektrolit yang digunakan adalah “garam yang berbentuk cair di suhu ruangan” sehingga benar-benar aman.
Dia juga menambahkan bahwa baterai buatan tim peneliti Stanford itu sanggup bertahan selama 7.500 kali siklus pengisian atau 7,5 kali lebih lama dibandingkan baterai lithium ion.
“Kelebihan lain dari baterai aluminium ini adalah fleksibilitas. Anda bisa melipat atau membengkokkannya sehingga membuka kemungkinan untuk dipakai di perangkat elektronik fleksibel. Aluminium juga lebih murah dibandingkan lithium,” lanjut Gong.
Kendati memiliki sejumlah kelebihan dibanding baterai llithium ion konvensional, baterai aluminium ion bikinan tim peneliti Stanford masih harus dikembangkan lebih jauh karena saat ini baru sanggup menghasilkan voltase setengah dari voltase lithium ion.
“Kecuali itu, baterai kami punya semua hal yang bisa diimpikan dari sebuah baterai: elektroda yang murah, keamanan tinggi, pengisian cepat, fleksibel, dan masa hidup lama,” ujar profesor Dai.
Sumber: Daily Mail
Editor: Wicak Hidayat
Editor: Wicak Hidayat
2. Judul Artikel
“Hanya Semenit, Baterai ini Terisi Penuh”
3. Penulis Artikel
Oik Yusuf, Editor: Wicak Hidayat
4. Tanggal/No.Penerbitan/Laman
Rabu, 8 April 2015 | 07.40 WIB
http://tekno.kompas.com/read/2015/04/08/07400097/Hanya.Semenit.Baterai.ini.Terisi.Penuh
5. Ragam Bahasa
Teknologi
6. Ringkasan/Sinopsis
Sekelompok peneliti dari Universitas
Standford, AS, telah menciptakan baterai yang tak hanya lebih aman, namun bisa
diisi dalam waktu cuma semenit. baterai yang dimaksud dibuat menggunakan
teknologi aluminium ion, di mana anoda dari aluminium digabungkan dengan katoda
berbahan grafit dan cairan elektrolit dalam kemasan yang fleksibel. Kendati
memiliki sejumlah kelebihan dibanding baterai llithium ion konvensional,
baterai aluminium ion bikinan tim peneliti Stanford masih harus dikembangkan
lebih jauh karena saat ini baru sanggup menghasilkan voltase setengah dari
voltase lithium ion.
7. Keunggulan
Penemuan ini sangat penting dan baik, karena dapat
menghemat waktu kita untuk mengisi ulang daya pada baterai gadget yang kita miliki sehingga produktifitas kita semakin
meningkat.
8. Kelemahan
Saat ini baterai alumunium ion hanya dapat
menghasilkan setengah voltase dari baterai lithium ion. Dan harganya pun akan
mahal karena masih menggunakan elektrolit ionic liquid [EMIM]Cl.
9. Pendapat Akhir/Saran
Semakin pesatnya
perkembangan teknologi saat ini yang memudahkan manusia untuk melakukan
bermacam-macam kegiatan, semakin sibuk pula manusia untuk mendapatkan uang
untuk kebutuhan yang semakin mahal. Waktu yang efektif dan cepat sangat
dibutuhkan bagi manusia agar tidak tertinggal oleh yang lainnya, maka
perkembangan baterai ini sangat dibutuhkan untuk menghemat waktu yang terpakai.
Sebaiknya elektrolit baterai ini menggunakan deep eutectic solvent yang lebih
murah dibandingkan inonic liquid, sebab beberapa penelitian sudah beralih
menggunakan deep eutectic solvent.
0 komentar:
Posting Komentar